Sabtu, 09 Februari 2013

MANUSIA DAN PROSES KEPENDIDIKAN

(MUHAMMAD BAHRUDIN KURNIAWAN) Download Artikel

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Filsafat berasal dari kata Yunani philosophia, yang terdiri dari kata philein yang berarti mencintai dan Sophia berarti kebijaksanaan. Philosophia berarti cinta akan kebijaksanaan. Orang yang berfilsafat disebut “filsuf” atau “filosof”, artinya pencinta kebijaksanaan. Pembentukan kata filsafat menjadi kata Indonesia diambil dari kata Barat fil dan safat dari kata Arab sehingga terjadilah gabungan antara keduanya dan menimbulkan kata filsafat (Nasution, 1999: 1).
Sejarah filsafat Barat dimulai di Milete, di Asia kecil, sekitar tahun 600 S.M. Pada waktu itu Milete merupakan kota yang penting, di mana banyak jalur perdagangan bertemu di Mesir, Itali, Yunani dan Asia. Juga banyak ide bertemu di sini, sehingga Milete juga menjadi suatu pusat intelektual. Pemikir-pemikir besar di Milete lebih-lebih menyibukkan diri dengan filsafat alam. Mereka mencari suatu unsur induk ("archè") yang dapat dianggap sebagai asal segala sesuatu.
Puncak filsafat Yunani dicapai pada Sokrates (± 470-400 SM), Plato (428-348 SM) dan Aristoteles (384-322 SM). Pada periode ini para filsuf tidak lagi berbicara tentang alam, namun tentang hakikat (esensi) manusia. Pemikiran Plato dan Aristoteles, terutama tentang hakikat jiwa dan raga pada manusia, pada perkembangannya menjadi pijakan filsuf-filsuf sesudahnya baik itu filsuf Barat ataupun filsuf Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar