Senin, 18 Februari 2013

KAJIAN ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI DAN AKSIOLOGI DALAM PENERAPAN SISTEM TEHNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI SMA NEGERI 1 TUMPANG MALANG

(IKHWAN) Download artikel
Bab I
Pendahuluan
Seperti telah diketahui tiga komponen pengetahuan  adalah  ontologi, epistimologi, dan aksiologi.Dalam hubungan tema karya ilmiah ini maka dapat dijelaskan
1. Apakah tehnologi informasi dan komunikasi (TIK) itu ? ini adalah kajian komponen  ontologi.
2. Bagaimana penerapan tehnologi informasi dan komunikasi ini diterapkan di SMA Negeri 1 Tumpang Malang ?  Bagaimana dan dengan metode apa pengembangan nya ? ini adalah kajian epistemologi.
3. Manfaat apa saja yang berguna untuk mengembangkan kualitas pendidikan khususnya di SMA Negeri 1 Tumpang? ini adalah kajian aksiologi.
       SMA Negeri 1 Tumpang Kabupaten Malang yang berdiri pada tahun 1979 dan memilki jumlah murid sebanyak seribu orang peserta didik, maka tentu membutuhkan pengelolaan sistem yang menyeluruh. Maka menata sistem informasi dan komunikasi pendidikan dengan pengelolaan yang tertip adalah suatu hal mutlak yang harus diprioritaskan,  karena hampir semua kebutuhan keadminirtrasian baik pengajaran maupun tata usaha sekolah tidak bisa terlepas dari tehnologi informasi dan komunikasi dengan komputerisasi baik perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (shofware).
         SMA Negeri 1 Tumpang sebagai sekolah rintisan menuju sekolah mandiri, maka telah dilakukan langkah-langkah kongkrit agar setelah menjadi sekolah mandiri segera setelah itu menjadi sekolah bertaraf nasional. Di antara langkah tersebut adalah membangun sistem informasi sekolah yang memenuhi standar umum.
        Pada dasarnya suatu sistem informasi dibangun beberapa tahap pengembangan serta melibatkan sumber daya dari beberapa disiplin ilmu yang berbeda, baik sisi manajemen, teknologi informasi, keuangan  dan lain sebagainya. Salah satu hasil produk pembangunan sistem informasi adalah suatu perangkat lunak yang terpadu, ditambah dengan tata aturan yang di terapkan untuk mengelola sistem sehingga tujuan dari suatu sistem dapat tercapai.Pembangunan suatu sistem informasi baik dalam skala besar maupun kecil, tetap membutuhkan langkah-langkah tersusun dan terkoordinasi karena pembangunan sistem informasi merupakan suatu proyek pengembangan memiliki tujuan sehingga sistem informasi dapat berjalan dengan baik.

Bab II,
Kajian Ontologi tentangPengertian Sistem Menejemen TIK
Sistem Manajemen TIK Sekolah adalah sistem pengelolaan teknologi informasi dan komunikasi di SMA Negeri 1 Tumpang  yang mengawali dengan struktur organisasi yang sederhana asalnya,kemudian  terus berkembang sesuai dengan pengembangan implementasinya secara berkelanjutan. Adapun fungsi dan tugas dari manajemen TIK Sekolahadalah  meliputi:
1. Pengelolaan data,
2. Perangkat lunak,
3. Perangkat keras,
4. Infrastruktur,
5. Sumber daya manusia, 
6. Aturan-aturan dan kebijakan yang berkaitan dengan ICT sekolah
Seperti yang kita ketahui upaya membangun sistem informasi sekolah sangat erat dengan konsep dasar dari sistem pendidikan. Di Indonesia, sistem pendidikan menurut Undang-undang nomor 20 tahun 2003 dikatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara
Visi, Misi, dan Tujuan serta strategi pengembangan TIK SMA Negeri 1 Tumpang
Visi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi yang ingin dicapai dimasa yang akan datang. Untuk itu menurut Dermawan (2006:43) menyatakan bahwa visi yang baik adalah yang mempunyai kriteria sebagai berikut
(a) menyatakan cita-cita atau keinginan organisasi di masa depan,
(b) singkat jelas, fokus, dan merupakan standard excellence,
(c) realistis dan sesuai dengan kompetensi perusahaan,
(d) atraktif dan mampu menginspirasikan komitmen,
(e) mudah diingat dan dimengerti serta mengesankan bagi pihak yang
berkepentingan,
(f) dapat ditelusuri tingkat pencapaiannya.
Berdasarkan kriteria tersebut diatas maka disepakati Visi TIK Sekolah “SMA Negeri 1 Tumpang  Malang” adalah
 Menjadi rujukan pengelolaan ICT untuk pendidikan bagi masyarakat  MalangRaya
       Sedangkan Misi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan tujuan eksistensi organisasi yang memuat apa yang disediakan oleh organisasi kepada stakeholder (Wheelen, 2004). Langkah penyusunan misi TIK Sekolah “SMA Negeri 1 Tumpang Malang” melalui TPK (Tim pengembang Kurikulum) dilakukan dengan tahapan-tahapan berikut ini:
(a)melakukan proses brainstorming (jajak pendapat).
 (b) penyusunan prioritas dan fokus program kegiatan TIK sekolah. Melalui TPK tersebut dihasilkan Misi dan Tujuan organisasi TIK Sekolah “SMA Negeri 1 Tumpang Malang” sebagai berikut :
Visi :
1. Mewujudkan pelayanan TIK prima kepada stakeholders SMA Negeri 1 Tumpang Malang untuk memberikan kontribusi mutu sebagai sekolah berstandar Nasional.
2. Meningkatkan profesionalisme SDM sesuai kompetensi bidang tugas dan fungsi.
3. Mewujudkan pengelolaan unit TIK sekolah yang mandiri.
Tujuan :
1. Menjadi sentral kegiatan bagi jaringan informasi sekolah di Malang Raya.
2. Menjadi pusat sistem informasi dan komunikasi pendidikan yang memberikan kontribusi mutu di SMA Negeri 1 Tumpang Malang secara berkelanjutan.

Bab III
Kajian epistemologi dalam Penerapan Sistem Tehnologi Informasi dan Komunikasi Sekolah
   a.  Komponen penerapan sistem Tehnologi Informasi pendidikan.
Sistem informasi pendidikan memiliki 5 komponen utama  yaitu :
1. Komponen Perangkat Keras (Hardware)
2. Komponen Perangkat Lunak (Software)
3. Komponen Sumber Daya Manusia (Brainware)
4. Komponen Jaringan komputer (Netware)
5. Komponen Sumber Daya Data (Dataware)
         Upaya menerapkan dan  membangun sistem informasi sekolah di SMA Negeri 1 Tumpang  pada dasarnya merupakan ide ringan akan tetapi dengan keterlibatan beberapa unsur yang mendukung atas pengembangan tersebut, ide tersebut  berkembang menjadi kompleks ataupun sangat kompleks.
Bagaimana kita mengembangkan suatu  sistem informasi sekolah menjadi suatu karya ? jawabannya adalah, upaya  tersebut perlu di kembangkan dengan dukungan perangkat pengembangan sistem informasi yang terpadu  serta perlu mengembangkan  melalui tahap-tahap sesuai kondidsi obyektif yang ada di SMA Negeri 1 Tumpang.
Seperti yang kita ketahui upaya membangun sistem informasi sekolah sangat erat dengan konsep dasar dari sistem pendidikan. Di Indonesia, sistem pendidikan menurut Undang-undang nomor 20 tahun 2003 dikatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

c.Persyaratan yang disesuaikan dengan kondisi SDM sekolah dan koordinator
 TIK Sekolah sebagaimana berikut ini:

1. Memenuhi persyaratan minimal D3 bidang teknologi informasi yang
berpengalaman minimal 3 tahun di bidang TIK baik hardware maupun software.
2. Menjalankan ketentuan dan berkoordinasi dari penanggung jawab organisasi induk yaitu kepala sekolah SMK.
3. Merancang, mengembangkan, dan mengimplementasikan sistem TIK yang efektif dan efisien untuk melayani kebutuhan sivitas sekolah dan yang berkepentingan.
4. Mengembangkan data sistim informasi pendidikan nasional, melalui kerja sama dengan Dinas Pendidikan juga bertugas untuk mengembangkan dan bertugas menjaga :
a. Data-data pokok pendidikan nasional (dapodik) yaitu di antaranya :
   -Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN),
   -Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK)
   -Nomor Induk Siswa Nasional (NISN).
b. Portal Pendidikan, PSB Online dan Ujian Sekolah Online
   Tugas tambahan :
   1. Memberi evaluasi kinerja layanan organisasi TIK Sekolah secara berkala
   2. Memberi pelaporan secara berkala hasil mengembangkan, dan mengimplementasikan sistem TIK secara detail dan terbatas sesuai dengan kebutuhan dan kewenangan  internal dan eksternal stakeholder sekolah.

Adapun persyaratan dan rincian Tugas Divisi Perangkat Lunak sebagai berikut:
1. Memenuhi persyaratan minimal lulusan SMK bidang teknologi informasi yang berpengalaman minimal 2 tahun dibidang software.
2. Merancang, mengembangkan, dan merawat perangkat lunak aplikasi untuk sistem informasi akademik dan sistem informasi administrasi berbasis aplikasi web.
3. Merancang, mengembangkan, dan merawat sistem informasi untuk aplikasi internet dan intranet (web page, email, blog, dll).
4. Merancang, mengembangkan, dan merawat perangkat lunak penunjang kegiatan akademik (LMS).
5. Merancang, mengembangkan, dan merawat perangkat lunak untuk aplikasi perpustakaan.
6. Merancang, mengembangkan, dan merawat perangkat lunak aplikasi lain yang dibutuhkan oleh TIK Sekolah.
Rincian persyaratan dan tugas Divisi Perangkat Keras adalah sebagai berikut:
1. Memenuhi persyaratan minimal lulusan SMK bidang teknologi informasi yang berpengalaman minimal 2 tahun dibidang hardware.
2. Merancang, mengembangkan, dan merawat sistem jaringan komputer utama TIK Sekolah (core network).
3. Memberikan saran dan pertimbangan dalam perancangan, pengembangan, dan perawatan jaringan dan infrastruktur komputer di unit-unit lain.
4. Melakukan inspeksi rutin, perawatan dan perbaikan terhadap jaringan komputer dan infrastruktur pendukungnya yang menjadi otoritas TIK Sekolah.
5. Menyusun dan melaksanakan pelatihan bidang TIK bagi seluruh stakeholders internal maupun eksternal.

Bab IV
Strategi pengembangan TIK Pendidikan dengan Analisis SWOT
(Kajian Epistemologi)
a.Pengertian
Pengertian atau definisi analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, dan Threats). Analisa SWOT adalah suatu metoda penyusunan strategi perusahaan atau organisasi yang bersifat satu unit bisnis tunggal.Ruang lingkup bisnis tunggal tersebut dapat berupa domestik maupun multinasional. SWOT itu sendiri merupakan singkatan dari Strength (S), Weakness (W), Opportunities (O), dan Threats (T) yang artinya kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman atau kendala, dimana yang secara sistematis dapat membantu dalam mengidentifikasi faktor-faktor luar (O dan T) dan faktor didalam perusahaan (S dan W). Kata-kata tersebut dipakai dalam usaha penyusunan suatu rencana matang untuk mencapai tujuan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
Berikut saya lampirkan pengertiannya menurut salah satu pakar SWOT Indonesia, yaitu Fredy Rangkuti. Kurang lebih seperti ini :

“Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan.Analisa ini didasarkan pada hubungan atau interaksi antara unsur-unsur internal, yaitu kekuatan dan kelemahan, terhadap unsur-unsur eksternal yaitu peluang dan ancaman”.

Petunjuk umum yang sering diberikan untuk perumusan adalah :
1. Memanfaatkan kesempatan dan kekuatan (O dan S). Analisis ini diharapkan membuahkan rencana jangka panjang.
2. Atasi atau kurangi ancaman dan kelemahan (T dan W). Analisa ini lebih condong menghasilkan rencana jangka pendek, yaitu rencana perbaikan (short-term improvement plan).
Tahap awal proses penetapan strategi adalah menaksir kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman yang dimiliki organisasi. Analisa SWOT memungkinkan organisasi memformulasikan dan mengimplementasikan strategi utama sebagai tahap lanjut pelaksanaan dan tujuan organiasasi, dalam analisa SWOT informasi dikumpulkan dan dianalisa.Hasil analisa dapat menyebabkan dilakukan perubahan pada misi, tujuan, kebijaksanaan, atau strategi yang sedang berjalan.
Dalam penyusunan suatu rencana yang baik, perlu diketahui daya dan dana yang dimiliki pada saat akan memulai usaha, mengetahui segala unsur kekuatan yang dimiliki, maupun segala kelemahan yang ada. Data yang terkumpul mengenai faktor-faktor internal tersebut merupakan potensi di dalam melaksanakan usaha yang direncanakan. Dilain pihak perlu diperhatikan faktor-faktor eksternal yang akan dihadapi yaitu peluang-peluang atau kesempatan yang ada atau yang diperhatikan akan timbul dan ancaman atau hambatan yang diperkirakan akan muncul dan mempengaruhi usaha yang dilakukan.
Dapat disimpulkan bahwa analisis SWOT adalah perkembangan hubungan atau interaksi antar unsur-unsur internal, yaitu kekuatan dan kelemahan terhadap unsur-unsur eksternal yaitu peluang dan ancaman. Didalam penelitian analisis SWOT kita ingin memproleh hasil berupa kesimpulan-kesimpulan berdasarkan ke-4 faktor dimuka yang sebelumnya telah dianalisa :
>> Strategi Kekuatan-Kesempatan (S dan O atau Maxi-maxi)
Strategi yang dihasilkan pada kombinasi ini adalah memanfaatkan kekuatan atas peluang yang telah diidentifikasi. Misalnya bila kekuatan lembaga/sekolah adalah pada keunggulan teknologinya, maka keunggulan ini dapat dimanfaatkan untuk memaksimalkan  kualitas yang lebih maju, yang keberadaanya dan kebutuhannya telah diidentifikasi pada analisis kesempatan.
>> Strategi Kelemahan-Kesempatan (W dan O atau Mini-maxi)
Kesempatan yang dapat diidentifikasi tidak mungkin dimanfaatkan karena kelemahan lembaga pendidikan. Maka salah satu strategi yang dapat ditempuh adalah bekerjasama dengan sekolah lain yang mempunyai kemampuan  lebih. Pilihan strategi lain adalah mengatasi kelemahan agar dapat memanfaatkan kesempatan.
>> Strategi Kekuatan-Ancaman (S atau T atau Maxi-min)
Dalam analisa ancaman ditemukan kebutuhan untuk mengatasinya.Strategi ini mencoba mencari kekuatan yang dimiliki sekolah yang dapat mengurangi atau menangkal ancaman tersebut.
>> Strategi Kelemahan-Ancaman (W dan T atau Mini-mini)
Dalam situasi menghadapi ancaman dan sekaligus kelemahan intern, strategi yang umumnya dilakukan adalah “keluar” dari situasi yang terjepit tersebut. Keputusan yang diambil adalah “mencairkan” sumber daya yang terikat pada situasi yang mengancam tersebut,  Siasat lainnya adalah mengadakan kerjasama dengan sekolah lain  yang lebih baik, dengan harapan ancaman di suatu saat akan hilang.
Analisis SWOT juga dapat dipahami sebagai metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats). Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Analisa SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities)yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.
          Berikut di bawah ini akan kami ketengahkan strategi penerapan analisis SWOT yang kami jadikan pedoman merencanakan penerapan ICT pendidikan di SMA Negeri 1 Tumpang Malang.

b. Penerapan Strategi penerapan ICT pendidikan dengan analisis SWOT.
Analisis SWOT didasarkan pada asumsi bahwa di era globalisasi ini Sistem ICT pendidikan adalah sebuah kebutuhan mutlak. Berikut adalah analisa mengenai kekuatan dan kelemahan internal serta peluang dan tantangan eksternal dari pengelolaan ICT pendidikan di SMA Negeri 1 Tumpang
Kekuatan (Strength)
1. Potensi serta minat peserta didik untuk menggunakan ICT sekolah   tergolong tinggi.
2. Jumlah peserta didik di SMA Negeri 1 Tumpang yang seribu orang siswa, dan jumlah sekolah swasta di sub rayon Tumpang merupakan stakeholders tersendiri.
3. Sarana dan prasarana ; komputer, spedy, web page, email, blog telah tersedia.
4. Image kebutuhan ICT masyarakat di kalangan pendidikan telah terbentuk.
Kelemahan (Weaknesses)
1. Sebagian dari hardware adalah mesin komputer lama  danyang membutuhkan peremajaan.
2. Kualitas SDM ICT cukup namun jumlah yang dibutuhkan masih kurang.
3. Jumah anggaran yang dibutuhkan belum tercukupi karena harus berbagi dengan program yang alinnya.
Peluang (Opportunities)
1. Peluang dari peserta didik yang berminat medalami ICT  cukup besar.
2. Potensi kebutuhan pengajaran serta administrasi sekolah yang berbasis ICT sangat besar.
3. Terdapat goodwill dari pemerintah untuk mengembangkan terus kemampuan peserta didik di bidang ICT, dengan adanya UUD No. 20/2005 tentang Standar Nasional pendidikan.
4. Peserta didik khususnya murid SMA Negeri 1 Tumpang semakin mudah mengaksessitus-situs dalam internet mapun intranet.
5. Meningkatnya daya beli masyarakat (peserta didik) serta kemudahan dalam memilih aneka perangkat keras maupun perangkat lunak.
Ancaman (Threats)
1. Tuntutan kebutuhan peserta didik sangat tinggi namun kemampuan sarana dan prasarana masih rendah.
2. Ongkos pemeliharaan baik hardware maupun shofware cukp besar sementara ketersediaan dana belum memadai
3. Listrik sewaktu-waktu bisa padam sementara belum memiliki genset yang besar.


Bab. V
Kajian Aksiologi tentang manfaat TIK di SMA Negeri 1 Tumpang

1. Menentukan skala prioritas mana yang lebih dulu dibutuhkan dan mana pula yang mungkin dilakukan. Yakni memanfaatkan komputer yang ada serta menservis komputer yang rusak.
2. Penjadwalan ulang laboratorium komputer aga tidak terjadi jadwal sama antar pemakai laboratorium.
3. Segera menjadwal pengdaan dan pembelian barang, jika mungkin segera me ngusahan mebeli genset yang sesuai kebutuhan untuk menanggulangi jika listrik padam.
4. Menambah tenaga terampil bidang ICT untuk merawat sarana yang ada secara berkelanjutan.
5. Bekerjasa dengan lembaga pendidikan lain yang memeliki kemampuansistem ICT yang labih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar