Kamis, 21 Februari 2013

SEKOLAH YANG MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN AKTIF

(Miftakhul Mubin) Download Artikel

Pendidikan di Indonesia masih perlu banyak pembenahan, agar tidak semakin tertinggal dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Salah satu hal yang perlu segera untuk dibenahi adalah sistem dalam pembelajaran di sekolah sehingga muncullah istilah Pembelajaran aktif. Pembelajaran Aktif merupakan sebuah konsep pembelajaran yang dipandang sesuai dengan tuntutan pembelajaran yang mutakhir. Pembelajaran aktif adalah belajar yang memperbanyak aktivitas siswa dalam mengakses berbagai informasi dari berbagai sumber, untuk dibahas dalam proses pembelajaran dalam kelas, sehingga memperoleh berbagai pengalaman yang tidak saja menambah pengetahuan, tapi juga kemampuan analisis dan sintesis (Rosyada dalam Nurhayati, 2008). Oleh karena itu, setiap sekolah seharusnya dapat mengimplementasikan, melaksanakan, dan mengembangkan pembelajaran aktif ini dengan sebaik mungkin. Dengan merujuk pada gagasan dari Pusat Kurikulum Balitbang Kemendiknas (2010), berikut ini disajikan sejumlah indikator atau ciri-ciri sekolah yang telah melaksanakan proses pembelajaran aktif ditinjau dari aspek: (a) ekspektasi sekolah, kreativitas, dan inovasi; (b) sumber daya manusia; (c) lingkungan, fasilitas, dan sumber belajar; dan (d) proses belajar-mengajar dan penilaian.
a)    Ekspektasi Sekolah, Kreativitas, Dan Inovasi
Dalam hal ini idealnya prestasi belajar peserta didik lebih ditekankan pada sesuatu hal yang “menghasilkan” daripada sekedar “memahami” atau “menghafal”. Diharapkan Sekolah dapat menyelenggarakan suatu ajang kompetisi yang mendidik dan sehat. Penciptaan Sekolah yang ramah lingkungan (misalnya; ada tanaman atau pohon yang sangat menyegarkan lingkungan sekolah, ada pot bunga di setiap teras ruangan, tersedianya tempat sampah). Lebih baik lagi jika sekolah membuat kegiatan yang menghasilkan produk/karya/benda berteknologi yang dilaksanakan oleh peserta didik produk tersebut mempunyai nilai artistik, tepat guna dan ekonomis/kapital bahkan dapat untuk dijual. Adanya pameran karya peserta didik yang terprogram dalam kurun waktu tertentu, misalnya sekali dalam satu tahun atau pada saat penerimaan raport kenaikan kelas atau acara perpisahan kelas akhir. Karya peserta didik lebih dominan daripada pemasangan beragam atribut sekolah. Kehidupan sekolah terasa lebih berwarna, ceria, dan riang. Sekolah rapi, bersih, dan teratur. Komunitas sekolah santun, disiplin, dan ramah. Animo masuk ke sekolah itu semakin meningkat. Sekolah menerapkan seleksi khusus untuk menerima peserta didik baru. Ada forum penyaluran keluhan peserta didik. Iklim sekolah lebih demokratis. Diselenggarakan lomba-lomba antarkelas secara berkala dan di tingkat pendidikan menengah ada lomba karya ilmiah peserta didik. Ada program kunjungan ke sumber belajar di masyarakat. Kegiatan belajar pada silabus dan RPP menekankan keterlibatan peserta didik secara aktif. Peserta didik mengetahui dan dapat menjelaskan tentang lingkungan sekolah (misalnya, nama guru, nama kepala sekolah, dan hal-hal umum di sekolah itu). Ada program pelatihan internal guru (inhouse training) secara rutin. Ada forum diskusi atau musyawarah antara kepala sekolah dan guru maupun tenaga kependidikan lainnya secara rutin. Ada program tukar pendapat, diskusi atau musyawarah dengan mitra dari berbagai pihak yang terkait (stakeholders).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar